Thursday, June 29, 2023

Spesialisasi Industri

 


Auditor dikatakan spesialisasi industri jika auditor memilikibanyak
klien dalam industri yang sama. Auditor spesialis indutri diukur dengan cara
yang digunakan oleh Craswell et al. (1995). Pertama, sampel industri yang
digunakan adalah indutri yang minimal memiliki 30 perusahaan. Kedua,
auditor dikatakan spesialis jika auditor tersebut mengaudit 15% dari total
perusahaan yang ada dalam industri tersebut.
Sedangkan penelitian dari Zhou dan Elder (2001) dalam Andreas,
(2012) mendefinisikan KAP sebagai spesialisasi industri jika mengaudit
lebih dari10% perusahaan dari total perusahaan yang ada dalam suatu
industri. Pendidikan dan pengalaman auditor memungkinkan ia meguasai
atau memahami hal hal bisnis secara umum, tetapi ia tidak diharapkan
memiliki keahlian sebagai seorang yang terlatih atau memenuhi syarat 
untuk melaksanakan praktik profesi atau pekerjaan lain. Namun, dalam
audit, auditor mungkin menjumpai masalah-masalah yang kompleks dan
subjektif, yang secara potensial material terhadap laporan keuangan.
Masalah-masalah seperti ini mungkin memerlukan keterampilan atau
pengetahuan khusus dan menurut pertimbangan auditor memerlukan
penggunaan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan bukti audit yang
kompeten dalam SPAP 2011 (336.2: 06).
Menurut Krishnan (2003) dalam Setiawan dan Fitriany, (2011)
menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis akan
menghasilkan nilai akrual diskresioner yang lebih rendah dibandingkan jika
diaudit oleh auditor yang tidak spesialis. Dunn dan mayhew (2004) dalam
Setiawan dan Fitriany, (2011) menyatakan bahwa auditor yangmemiliki
spesialisasi di suatu industri bertujuan untuk mencapai diferensiasi produk
dan memberikan kualitas audit yang lebih tinggi. Kemampuan mereka untuk
memberikan kualitas audit yang lebih tinggi berasal dari pengalaman
mereka dalam melayani banyak klien dalam industri yang sama dan
mempelajari praktik-praktik terbaik di suatu indutri.

No comments:

Post a Comment