Monday, October 30, 2023

Coronavirus Disease-19 (Covid-19)

 


Coronavirus Disease-19 atau Covid-19 merupakan penyakit yang
disebabkan oleh novel coronavirus yang menyebabkan Covid-19. Penulisan Covid19 didasari pada anjuran Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) tentang penulisan Covid-19. COVID-19 pada awalnya
bernama SARS-CoV-2 pertama. SARS-CoV-2 pertama kali dilaporkan
menjangkiti manusia oleh pejabat di kota Wuhan, Provinsi Hubei di Republik
Rakyat Tiongkok (RRT), pada bulan Desember 2019. Setelah perintah setempat
melakukan penyelidikan, para penyilidik mengidentifikasi kasus manusia dengan
timbulnya gejala pada awal 2019 Desember. Dari semua bukti yang tersedia sampai
saat ini, virus ini berasal dari hewan dan bukan virus yang dimanipulasi atau dibuatbuat. Bukan hanya itu, dari hasil penelitian yang diteliti oleh pejabat di Tiongkok
juga mengungkapkan, bahwa hewan memiliki kecenderungan untuk menularkan
virus SARS-CoV-2 pada manusia, baik dari liar, hewan mati bahkan dari hewan
yang dipelihara oleh manusia (World Health Organization, 2020:1).
Hingga pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan nama penyakit yang
disebabkan 2019-nCov itu dengan sebutan, Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
dan dinyatakan sebagi pandemi global, yang berarti menjadi fokus kesehatan dunia
karena per tanggal 24 April 2020, menurut data WHO, Covid-19 sudah menjangkiti
213 negara dengan kasus terkonfirmasi postif sebanyak 2.591.015 dengan jumlah
kematian 178.686. Hal ini disebabkan, sampai dengan saat ini (24 April 2020),
vaksin untuk menyembuhkan korban yang terjangkit pandemi Covid-19. Bahkan
bukan hanya itu saja, pendemi ini juga membutuhkan penanganan khusus karena
harus diikuti dengan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan
menekan angka kematian yang disebabkan oleh pandemi ini (Mehta, 2020:2).
Covid-19 memiliki durasi penyebaran yang cukup cepat jika
dibandingkan dengan virus lainnya di dunia. Di Tiongkok, penyebaran Covid-19
ini memiliki kecepatan yang berbeda dari influenza. Pada tahap awal
penyebarannya di Tiongkok, Covid-19 memiliki durasi dua (2) kali lebih cepat dari
influenza, yaitu sekitar 4-5 hari (Anderson, Heesterbeek, Klinkenberg, &
Hollingsworth, 2020). Penyebaran yang sudah sangat cepat ini dapat semakin cepat
menyebar dan menjangkiti manusia, apabila manusia tidak memiliki imunitas tubuh
yang baik, dan kelompok usia rentan (lansia) menjadi salah satu demografi yang
paling rawan terpapar Covid-19, sehingga dapat menyebabkan penyebaran Covid19 dapat lebih cepat menular ke manusia lainnya (Dowd et al., 2020). Seperti halnya
di Korea Selatan dan Italia, di mana pada kasus ini menunjukkan bahwa demografi
benar-benar mempengaruhi kematian korban yang terpapar COVID-19. Populasi
muda memiliki perbedaan jumlah kematian jika dibandingkan dengan jumlah
kematian yang menimpa populasi usia lanjut.
Pandemi Covid-19, seperti virus yang menyerang pernapasan lainnya
termasuk flu, Covid-19 dapat menyebar melalui tetesan (droplet) yang dikeluarkan
dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi ketika batuk atau bersin. Satu kali
batuk atau bersin dapat menghasilkan kurang lebih 3.000 tetesan. Virus yang
terdapat di dalam tetesan bersin atau batuk dapat bertahan hingga 3 jam setelah
dikeluarkan ke udara. Tetesan ini berukuran sekitar 1 hingga 5 mikrometer atau 30
kali lebih kecil dari lebar rambut manusia. Virus tersebut juga dapat menjadi
airborne selama beberapa jam di udara.
Bukan hanya itu saja, WHO menyatakan bahwa pandemi ini juga dapat
bertahan lama pada permukaan benda-benda yang tidak berpori, seperti halnya
baju, atau permukaan lain yang ada di sekelilingnya. Barang-barang tersebut
adalah:

No comments:

Post a Comment