Geografi ditandai dengan
perkembangan metodologi tentang lingkup dan isi geografi. Perkembangan
metodologi dalam geografi berkembang dengan pesat. Bintarto (1987) menyatakan
dalam geografi terpadu (integrated geography) untuk mendekati atau
menghampiri masalah dalam geografi digunakan bermacam-macam pendekatan atau
hampiran (approach). Pendekatan dalam
geografi tersebut yaitu pendekatan analisa keruangan (spatial analysis), analisa ekologi (ecological analysis), dan analisa kompleks wilayah (regional complex analysis).
1.
Pendekatan Keruangan
Analisa keruangan mempelajari
perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Hal
yang harus diperhatikan dalam analisa keruangan adalah penyebaran penggunaan
ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai
kegunaan yang direncanakan. Data yang dapat dikumpulkan dalam analisa keruangan
adalah data titik (point) dan data
bidang (areal). Data titik antara
lain data ketinggian tempat, data sampel bantuan, data sampel tanah, dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam data bidang antara lain data luas
hutan, data luas pertanian, data luas permukiman, dan lain sebagainya.
Penyebaran penggunaan ruang yang
telah ada memiliki kaitan dalam teori difusi. Difusi dalam geografi mempunyai dua
arti yang berbeda yaitu difusi ekspansi (expansion
diffusion) dan difusi penampungan (relocation
diffusion). Difusi ekspansi yaitu suatu proses di mana informasi, material,
dan sebagainya menjalar melalui suatu populasi dari suatu daerah ke daerah yang
lain. Dalam proses ekspansi ini informasi atau material yang didifusikan tetap
ada dan kadang-kadang menjadi lebih intensif di tempat asalnya. Hal ini berarti
bahwa terjadi penambahan jumlah anggota baru pada populasi antara dua periode
waktu. Penambahan anggota baru tersebut mengubah pola keruangan pupulasi secara
keseluruhan. Hal ini berarti bahwa daerah asal mengalami perluasan karena
terdapat tambahan anggota baru dalam populasi.
Difusi ekspansi dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu difusi menjalar (contagious
diffusion) dan difusi kaskade (cascade
diffusion). Difusi menjalar adalah difusi yang proses menjalarnya terjadi
dengan kontak langsung antar manusia atau antar daerah. Misalnya menjalrnya
penyakit menular melalui kontak antar manusia. Proses ini sangat bergantung
pada jarak sehingga mempunyai kecenderungan untuk menjalar secara sentrifugal
dari daerah sumbernya.
Difusi kaskade adalah proses
penyebaran fenomena melalui beberapa tingkat atau hirarki. Proses ini adalah
proses yang terjadi pada difusi pembaharuan. Misalnya proses pembaharuan yang
dimulai dari kota besar hingga kota pelosok. Difusi kaskade selalu dimulai dari
tingkat atas kemudia menjalar ke tingkat bawah. Apabila proses penjalaran
tersebut dimulai dari tingkat bawah ke tingkat atas maka disebut difusi hirarki
(hierarchi diffusion).
Difusi penampungan (relocation diffusion) merupakan proses
yang sama dengan penyebaran keruangan di mana informasi atau material yang
didifusikan meninggalkan daerah yang lama dan berpindah atau ditampung di
daerah yang baru. Hal ini berarti bahwa anggota dari populasi pada periode
waktu satu berpindah letaknya dari waktu satu ke waktu dua.
Gambar Difusi Ekspansi
|
Gambar Difusi Relokasi
|
Keterangan:
W1 = Waktu 1
W2 = Waktu 2
W3 = Waktu 3
|
2.
Pendekatan Ekologi
Ekologi merupakan studi mengenai
interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan. Untuk mempelajari ekologi
diperlukan pemahaman mengenai organisme hidup seperti manusia, hewan, dan
tumbuhan serta lingkungannya seperti litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Kelompok
organisme beserta lingkungan hidupnya sebagai satu kesatuan disebut dengan ekosistem.
Ekosistem dibagi menjadi dua golongan yaitu bagian hidup (biotik) dan bagian
tidak hidup (abiotik). Bagian abiotik dibagi menjadi tida bagian yaitu litosfer
(bagian padat dari bumi), hidrosfer (bagian cair dari bumi), dan atmosfer. Tiap
unsur dari ekosistem tersebut mempunyai sifat-sifat tertentu yang menentukan
peranannya dalam ekosistem secara keseluruhan. Tiap unsur tersebut mempunyai
jenis interaksi tertentu dengan unsur yang lain. Beberapa dari sifat unit
tersebut berubah-ubah mengikuti ruang dan atau waktu serta merupakan dasar
untuk membedakan antara ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain,
sedangkan sifat yang lain tidak berubah. Sifat yang tidak berubah adalah sifat
kimiawi, fisikal, biologi atau geologi. Contoh ekosistem antara lain ekosistem
rawa, ekosistem hutan, ekosistem laut, dan lain sebagainya.
Lingkungan hidup manusia dapat
digolongkan dalam beberapa kelompok yaitu lingkungan fisikal (physical environment), lingkungan
biologis (biological environment),
dan lingkungan sosial (social environment).
Lingkungan fisikal adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berbentuk mati
seperti pegunungan, sungai, udara, air, sinar matahari, rumah, dan lain
sebagainya. Lingkungan bilogis adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang
berupa organisme hidup seperti hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Lingkungan
sosial memiliki beberapa aspek seperti sikap kemasyarakatan, sikap kejiwaan,
sikap kerohanian, dan sebagainya. Dinamika yang terdapat dalam lingkungan
sosial dapat menimbulkan perubahan gagasan manusia sehingga dapat menimbulkan
penyesuaian dan pembaharuan sikap dan tindakan terhadap lingkungan tempat
hidupnya. Di sisi lain lingkungan fisikalnya dapat mengalami perubahan bentuk
dan fungsi yang disebabkan oleh campur tangan manusia.
3.
Pendekatan Kompleks Wilayah
Analisa kompleks wilayah adalah
kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi. Pendekatan kompleks
wilayah ini memiliki anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang
karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain karena
terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut. Hagget (1970) dalam
Bintarto (1987) menyebutkan bahwa aspek dalam analisa kompleks wilayah antara
lain ramalan wilayah (regional
forecasting) dan perencanaan wilayah (regional
planning).
Beberapa konsep wilayah antara lain
uniform region, nodal region, generic region,
dan specific region. Uniform Region atau wilayah seragam
maksudnya pada wilayah seragam terdapat keseragaman atau kesamaan dalam
kriteria tertentu. Nodal Region atau
wilayah nodus adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa
pusat kegiatan yang saling dihubungkan dengan garis melingkar. Contohnya kota
yang diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang dihubungkan oleh jalur jalan yang
melingkar. Oleh karena itu pada wilayah nodus atau tombol terdapat kaitan
fungsional antar pusat-pusat kegiatan atau disebut dengan wilayah fungsional (functional region).
Generic
Region adalah kategori wilayah menurut jenis.
Klasifikasi wilayah menurut jenisnya menekankan kepada jenis sesuatu wilayah
seperti wilayah iklim, wilayah pertanian, wilayah vegetasi, wilayah fisiografi,
dan sebagainya. Sedangkan klasifikasi wilayah menurut kekhususannya (specific region) merupakan daerah
tunggal, mempunyai ciri-ciri geografi khusus terutama yang ditentukan oleh
lokasinya dalam kaitannya dengan daerah lain, misalnya wilayah Asia Tenggara.