Heru pramono
dan Arif Ashari (2014: 3) mengemukakan bahwa geomorfologi adalah Ilmu tentang
berbagai bentuklahan di permukaan bumi di atas maupun di bawah permukaan
permukaan laut dengan pendekatan studinya pada asal, sifat, proses,
perkembangan, susunan material, dan kaitannya dengan lingkungan.
Menurut
Verstappen
(1983: 3) pada dasarnya terdapat empat aspek besar dalam
geomorfologi yaitu
geomorfologi statik, geomorfologi dinamik, geomorfologi genetik dan
geomorfologi lingkungan.
1. Studi bentuk lahan
(geomorfologi statik) yaitu berupa studi kualitatif dan atau kualitatif
(morfometri) tentang relief permukaan bumi yang meliputi unsur-unsur seperti:
bentuk lereng, amplitude relief, tingkat pengikisan dan lain sebagainya.
2. Studi proses (geomorfologi
dinamik) yaitu mempelajari perubahan-perubahan bentuklahan dalam waktu yang
singkat. Geomorfologi modern mempelajari proses-proses yang aktif baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dan juga mencoba memahami proses-proses pada masa
lampau dengan memperhatikan adanya perubahan iklim.
3. Studi cara terbentuk
(geomorfologi genetik) yaitu mempelajari tentang cara terbentuknya bentuklahan
dan perkembangannya dalam waktu yang lama serta dalam hubungannya dengan waktu
yang akan datang.
4. Studi lingkungan
(geomorfologi lingkungan). Lingkungan adalah suatu konsep antardisiplin ilmu
yang sangat mempengaruhi geomorfologi akhir-akhir ini. Hubungan bentuklahan dan
proses-prosesnya dengan unsur-unsur bentanglahan yang lain (misalnya tanah, air
tanah, air permukaan, serta vegetasi) melalui hubungan ekologis termasuk
didalamnya manusia sebagai suatu agen, telah menjadi bidang studi baru.
Heru Pramono
dan Arif Ashari (2014 :14) mengemukakan manfaat studi geomorfologi untuk
penelitian bagi pembangunan yaitu
penting diperhatikan bahwa setiap proses geomorfologis meninggalkan
jejak karakteristik pada bentuklahan, sehingga memungkinkan untuk menelusuri
proses apa yang telah menyebabkannya. Dalam banyak kejadian, manusia melalui
berbagai kegiatannya secara tidak langsung atau tidak sengaja telah mengubah
dan sering merusak lahan secara berulang-ulang. Relief
mempunyai peranan penting dalam menentukan posisi saluran irigasi dan pola
penggunaan lahan di daerah irigasi. Relief juga memainkan peranan penting dalam
manentukan rute jalan raya yang akan dibangun. Dalam pembangunan jembatan maka
tiang penopangnya harus diletakkan pada posisi yang tepat sesuai dengan kondisi
geomorfologi yang ada. Pemanfaatan studi geomorfologi yang lain adalah dalam
pembangunan permukiman penduduk dan tempat-tempat industri, serta pembangunan
kawasan pantai.
Kajian
geomorfologi dapat memberikan informasi mengenai karakteristik relief, material
tanah/batuan, dan proses geomorfik, dan memperkirakan proses geomorfik yang
akan datang (Sutikno, 1999: 3). Penyusunan peta satuan
medan yang unsur pembentuknya adalah: satuan bentuklahan, relief/topografi dan
penggunaan lahan. Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi daerah
yang kemungkinan akan terkena bencana dan dapat digunakan sebagai penentuan
faktor penyebab bencana alam. Peta ini dapat digunakan untuk menentukan
tindakan pencegahan, penentuan daerah yang aman dari bahaya yang digunakan
sebagai tempat untuk pengungsian, serta digunakan sebagai rekomendasi untuk
rehabilitasi dan kontruksi terutama dalam pemilihan lokasi yang lebih aman dan
material bahan bangunan (Sutikno, 1999: 6).
1.
Satuan Medan
Medan menurut Van
Zuidam dan Cancelado, (1979: 3-4) adalah suatu
bidang lahan yang berhubungan dengan sifat-sifat fisik permukaan dan dekat
permukaan yang kompleks dan penting bagi manusia. Medan meliputi unsur fisikal
dimana termasuk diantaranya adalah iklim, relief, proses geomorfologi, batuan
dan strukturnya, tanah, hidrologi, dan vegetasi. Dasar untuk mempelajari medan
adalah analisis dan klasifikasi bentuklahan, sehingga analisis dan klasifikasi
medan akan selalu terkait dengan geomorfologi.
Satuan medan
adalah kelas medan yang menunjukkan suatu bentuklahan atau kompleks bentuklahan
yang sejenis dalam hubungannya dengan karakteristik medan dan komponen-komponen
medan yang utama. Satuan medan juga dapat diartikan sebagai satuan ekologis
yang dapat berupa bentuklahan, proses, batuan, tanah, air, dan vegetasi yang
masing-masing saling mempengaruhi untuk membentuk suatu keseimbangan alamiah.