Saturday, January 27, 2024

Jenis-jenis audit

 


Menurut Arens, Elder, Beasley yang dialih bahasakan oleh Jusuf (2013:16)
Jenis-jenis audit dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional,
manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi.
Sebagai contoh, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan akurasi
pemprosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang baru
dipasang. Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan efektifitas operasi
sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih sulit dari pada audit
ketaatan dan audit keuangan. Selain itu, penetapan kriteria untuk mengevaluasi
informasi dalam audit operasional juga bersifat sangat subjektif.
2) Audit Ketaatan (Complience Audit)
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada
manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen adalah kelompok
utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan
peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagia besar pekerjaan jenis ini
sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu.
3) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh
laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu. Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor mungkin saja
melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan
akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk organisasi
tersebut. Dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara
wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, auditor
mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu
mengandung kesalahan yang vital atau salah saji lainnya.
Menurut Agoes (2012:11-13) ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit bisa
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
1) Manajemen Audit (Operational Auditing)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah
dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. Pendekatan audit yang biasa
dilakukan adalah menilai efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan dari masingmasing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Misalnya fungsi penjualan dan
pemasaran, fungsi produksi, fungsi pergudangan dan distribusi, fungsi
personalia (sumber daya manusia), fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.
2) Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Auditing)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah
menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris)
maupun pihak eksternal (pemerintah, Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat
Jendral Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP
maupun bagian Internal Audit.
3) Pemeriksaan Intern (Internal Auditing)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan
terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
4) Computer Auditing
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) System.
Ada 2 (dua) metode yang bisa dilakukan auditor :
a) Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP System
tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP System tersebut.
b) Audit Through The Computer
Selain memeriksa input dan output, auditor juga melakukan tes proses EDPnya. Pengetesan tersebut (merupakan compliance test) dilakukan dengan
menggunakan Generalized Audit Software, ACL dll dan memasukan dummy
data (data palsu) untuk mengetahui apakah data tersebut diproses sesuai
dengan sistem yang seharusnya. Dummy data digunakan agar tidak
mengganggu data asli. Dalam hal ini KAP harus mempunyai Computer
Auditing Specialist yang merupakan auditor berpengalaman dengan
tambahan keahlian di bidang computer information system audit.

No comments:

Post a Comment