Saturday, January 27, 2024

Tahap-tahap Audit Operasional

 


Menurut Bayangkara (2011) mengelompokkan lima tahap dalam
melaksanakan audit operasional, yaitu:
1) Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan
penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan terkait
dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang
telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal–hal yang potensial mengandung
kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dalam tahap ini, auditor dapat
menentukan tujuan audit sementara.
2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil
pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku
pada obyek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensipotensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Hasil
pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit
sementara menjadi audit rinci, atau mungkin ada beberapa tujuan audit
sementara yang gugur karena kurangnya bukti–bukti untuk mendukung
tujuan audit tersebut.
3) Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap
ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara
satu temuan dengan temuan lain dalam menguji permasalahan yang
berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan dan kompeten
dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit untuk mendukung
kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
4) Pelaporan
Pelaporan bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan
hasil audit dan mendorong pihak–pihak yang berwenang untuk melakukan
perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan
dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit
untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus
disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta dapat
untuk ditindaklanjuti.
5) Monitoring Tindak Lanjut
Tahap ini bertujuan untuk mendorong dan memastikan pihak–pihak yang
berwenang telah melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit
seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang
berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut.

No comments:

Post a Comment