Wednesday, October 13, 2021

Proses Terjadinya Komitmen Organisasional (skripsi dan tesis)

 


Bashaw dan Grant dalam Sopiah (2008:159) menjelaskan bahwa
komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan sebuah proses
berkesinambungan dan merupakan sebuah pengalaman individu ketika
bergabung dalam sebuah organisasi.
Gary Dessler dalam Sopiah (2008:159) mengemukakan cara yang bisa
dilakukan untuk membangun komitmen karayawan pada organisasi, yaitu:
1. Make it charismatic: Jadikan visi dan misi organisasi sebagai sesuatu yang
kharismatik, sesuatu yang dijadikan pijakan, dasar bagi setiap karyawan dalam
berprilaku, bersikap dan bertindak.
2. Build the tradition: segala sesuatu yang baik di organisasi jadikanlah
sebagai suatu tradisi yang terus-menerus dipelihara, dijaga oleh generasi
berikutnya.
3. Have comprehensive grievance procedures: Bila ada keluhan atau komplain
dari pihak luar ataupun internal organisasi maka organisasi harus memiliki
prosedur untuk mengatasi keluhan tersebut secara menyeluruh. 
4. Provide extensive two way communications: jalinlah komunikasi dua arah
di organisasi tanpa memandang rendah bawahan.
5. Create a sense of community: jadikan semua unsur dalam organisasi sebagai
suatu community di mana di dalamnya ada nilai-nilai kebersamaan, rasa
memiliki, kerja sama, berbagi, dll.
6. Build value homogenety: Membangun nilai-nilai yang didasarkan adanya
kesamaan. Setiap anggota organisasi memiliki kesempatan yang sama,
misalnya untuk promosi maka dasar yang digunakan untuk promosi adalah
kemampuan, ketrampilan, minat, motivasi, kinerja, tanpa ada diskriminasi.
7. Share and share alike: sebaiknya organisasi membuat kebijakan dimana
antara karyawan level bawah sampai yang paling atas tidak terlalu berbeda
atau mencolok dalam kompensasi yang diterima, gaya hidup, penampilan
fisik, dll.
8. Emphasize barnraising, cross utilization, and teamwork: organisasi sebagai
suatu community harus bekerja sama, saling berbagi, saling memberi manfaat
dan memberikan kesempatan yang sama pada organisasi. Misalnya perlu
adanya rotasi organisasi sehingga orang yang bekerja di “tempat basah” perlu
juga ditempatkan di “tempat yang kering”. Semua organisasi merupakan suatu
tim kerja. Semuanya harus memberikan kontribusi yang maksimal demi
keberhasilan organisasi.
9. Get together: Adakan acara-acara yang melibatkan semua anggota
organisasi sehingga kebersamaan bisa terjalin. Misalnya, sekali-kali produksi 
dihentikan dan semua karyawan terlibat dalam event rekreasi bersama
keluarga, pertandingan olah raga, seni, dll. Yang dilakukan oleh semua
anggota organisasi dan keluarganya.
10. Support employee development: Hasil studi menunjukan bahwa karyawan
akan lebih memiliki komitmen terhadap organisasi bila organisasi
memperhatikan perkembangan karir karyawan dalam jangka panjang.
11. Commit to actualizing: setiap karyawan diberikan kesempatan yang sama
untuk mengaktualisasikan diri secara maksimal di organisasi sesuatu dengan
kapasitas masing-masing.
12. Provide first year job challenge: karyawan masuk ke organisasi dengan
membawa mimpi, harapannya, dan kebutuhannya. Beri bantuan yang konkret
bagi karyawan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan
mewujudkan impiannya.
13. Enrich and empower: ciptakan kondisi agar karyawan bekerja tidak secara
monoton karena rutinitas akan menimbulkan perasaan bosan bagi karyawan.
Hal ini tidak baik karena akan menurunkan kinerja karyawan.
14. Promote from within: bila ada lowongan jabatan, sebaiknya kesempatan
pertama diberikan kepada pihak intern perusahaan sebelum merekrut
karyawan dari luar.
15. Provide developmental activities:bila organisasi membuat kebijakan untuk
merekrut karyawan dari dalam sebagai prioritas maka dengan sendirinya hal 
itu akan memotivasi karyawan untuk terus tumbuh dan berkembang
personalnya, juga jabatannya.
16. The question of employee security: bila karyawan merasa aman, baik fisik
maupun psikis, maka komitmen akan muncul dengan sendirinya.
17. Commit to people first values: membangun komitmen karyawan pada
organisasi merupakan proses yang panjang dan tidak bisa dibentuk secara
instan. Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar memberikan perlakukan
yang benar pada masa awal karyawan memasuki organisasi. Dengan demikian
karyawan akan mempunyai persepsi positif terhadap organisasi.
18. Put in writing: data-data tentang kebijakan, visi, misi, semboyan, folosofi,
sejarah, strategi, dll. Organisasi sebaiknya dibuat dalam bentuk tulisan, bukan
sekedar lisan.
19. Hire “Right-Kind Managers”: bila pimpinan ingin menawarkan nilai-nilai,
kebiasaan, aturan-aturan, disiplin, dll. Pada bawahannya, sebaiknya pimpinan
sendiri memberikan teladan dalam bentuk sikap dan perilaku sehari-hari.
20. Walk the talk. Tindakan jauh lebih efektif dari sekedar kata-kata. Bila
pimpinan ingin karyawannya berbuat sesuatu maka sebaiknya pimpinan
tersebut mulai berbuat sesuatu, tidak sekedar kata-kata atau berbicara.

No comments:

Post a Comment