Thursday, March 30, 2023

Indikator-Indikator Modal Psikologis

 


Menurut Luthans dan Youssef (2004: 157) dan Jung dan Yoon (2015:
1156) modal psikologis memiliki empat indikator, yaitu:
a. Keyakinan diri (self-efficacy)
Keyakinan diri adalah kepercayaan seorang karyawan tentang
kemampuannya untuk mengontrol sumber daya kognitifnya, sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan hasil kerja yang maksimal (Luthans &
Youssef, 2004: 158). Karyawan yang memiliki keyakinan diri (self-efficacy)
akan memilih tugas yang menantang, meningkatkan motivasi, dan berusaha
untuk mencapai keberhasilan dari tugasnya, serta mampu bertahan ketika
menghadapi kesulitan. Terdapat empat cara yang dapat meningkatkan
kemampuan self-efficacy (Bandura, 1977: 195). Pertama, keyakinan diri dapat
dikembangkan saat karyawan mengalami kesuksesan (penguasaan terhadap
tugas). Kedua, keyakinan diri dapat dikembangkan saat karyawan belajar
melakukan sesuatu dengan mengamati orang lain (pembelajaran pribadi) pada 
kelompok perbandingan yang bersangkutan saat menyelesaikan suatu tugas.
Ketiga, keyakinan diri dikembangkan saat karyawan meyakini atau menerima
timbal balik yang positif dari saling menghormati orang lain. Keempat,
keyakinan diri ditingkatkan melalui pengurangan tingkat reaksi stres dan
tekanan selama bekerja, serta mengubah kecenderungan emosi negatif.
b. Harapan (hope)
Harapan didefinisikan sebagai keadaan kognitif atau pikiran seseorang yang
mampu menetapkan tujuan dan harapan realistis namun menantang sehingga
mencapai tujuan tersebut melalui penentuan, energi, dan persepsi diri yang
terarah pada pengendalian internal individu (Luthans et al., 2007: 545).
Seseorang memerlukan energi untuk mencapai tujuan yang ingin diraihnya
dengan memberikan tekad dan kemauan yang tinggi. Harapan yang tinggi
dapat muncul dikarenakan individu merasa seperti memiliki suatu
kemampuan untuk mengembangkan cara dalam meraih sesuatu yang
diinginkannya, sehingga memberikan kemampuan untuk melakukannya dan
mencari cara alternatif menuju pencapaian tujuan agar berhasil atau sukses
(Luthans & Youssef, 2004: 159).
c. Optimisme (optimism)
Optimisme didefinisikan sebagai suatu harapan dari diri individu akan
terjadinya berbagai peristiwa positif di masa sekarang dan masa yang akan
datang (Luthans & Youssef, 2004: 159). Lebih jauh lagi, perasaan optimis
menentukan pada alasan dan sebab yang digunakan untuk menjelaskan alasan
terjadinya peristiwa tertentu baik peristiwa yang positif maupun negatif, baik 
terjadi pada masa lalu, sekarang, atau masa depan. Secara realistis, optimisme
mencakup evaluasi terhadap sesuatu yang dapat dicapai dan tidak dapat
dicapai seseorang dalam keadaan tertentu, sehingga memunculkan keyakinan
diri dan harapan untuk berhasil (Luthans et al., 2007: 547). Seseorang yang
memiliki perasaan optimis akan selalu mengharapkan kejadian yang positif
dan diinginkan di masa depan, sementara orang pesimis adalah orang yang
terus-menerus memiliki pemikiran negatif dan yakin bahwa kejadian yang
tidak diinginkan akan terjadi (Luthans et al., 2007: 547).
d. Ketahanan (resilience)
Ketahanan adalah kemampuan individu yang berhasil bangkit kembali dari
berbagai keterpurukan dan kegagalan yang terjadi dalam kehidupannya, serta
mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut (Luthans & Youssef, 2004:
160). Ketahanan juga dapat didefinisikan sebagai kapasitas psikologi positif
seseorang untuk bangkit kembali dari kesengsaraan, ketidakpastian, konflik,
kegagalan, atau bahkan perubahan positif, kemajuan dan peningkatan
tanggung jawab (Luthans & Jensen, 2002: 305). Karyawan yang memiliki
ketahanan akan lebih cepat dalam melakukan penyesuaian dan adaptasi untuk
mengubah suatu kegagalan menjadi sebuah keberhasilan. Ketahanan bukan
hanya suatu perjuangan atau usaha karyawan dalam mencapai kinerja yang
diharapkan, namun juga merupakan suatu pembelajaran untuk menghadapi
perubahan yang tidak pasti. Individu sebenarnya menjadi lebih tangguh atau
kuat terhadap situasi yang merugikan, jika individu tersebut dapat bangkit 
kembali dari kegagalan yang telah terjadi sebelumnya (Luthans et al., 2007:
547).

No comments:

Post a Comment