Thursday, March 30, 2023

Teori Penentuan Nasib Sendiri (Self-Determination Theory)

 


Teori penentuan nasib sendiri (Self-Determination Theory) dikembangkan
oleh Deci dan Ryan pada tahun 1985 dan 1991. Teori penentuan nasib sendiri
menyatakan bahwa pencapaian tiga kebutuhan psikologis utama yaitu otonomi,
kompetensi, dan keterkaitan pekerjaan akan meningkatkan motivasi diri yang
menyebabkan perasaan kebahagiaan dan kesejahteraan (Ryan & Deci, 2000: 68).
Karyawan memilih tugas secara sukarela dan teliti akan mengarahkannya pada
otonomi, keberhasilan dari penyelesaian tugas yang sulit karena adanya
kemampuan dan bakat akan mengarahkan pada kompetensi, dan terciptanya
hubungan kerja yang baik dengan karyawan lain akan membantu munculnya
perasaan keterkaitan kerja. 
Teori penentuan nasib sendiri adalah suatu pendekatan untuk menilai
motivasi dan kepribadian manusia serta pentingnya perubahan sumber daya
manusia untuk pengembangan pribadi dan perilaku pengaturan diri. Hal ini
menunjukkan kecenderungan pertumbungan dan kebutuhan psikologis merupakan
dasar untuk motivasi diri dan integrasi kepribadian seseorang serta mendorong
proses positif untuk perkembangan sosial dan kesejahteraan pribadi (Ryan &
Deci, 2000: 68). Terdapat tiga hasil penting dari implikasi teori penentuan nasib
sendiri, yaitu:
a. Motivasi intrinsik mengarahkan individu dalam perwujudan kecenderungan
manusia terhadap pembelajaran dan kreativitas.
b. Pengaturan diri yang menyangkut bagaimana seseorang mengambil nilai-nilai
sosial dan faktor-faktor ekstrinsik yang berasal dari luar kemudian secara
bertahap mengubahnya menjadi nilai-nilai pribadi dan motivasi diri.
c. Pemenuhan kebutuhan psikologis individu berdampak pada kesehatan dan
kesejahteraan.
Teori penentuan nasib sendiri mengklaim bahwa modal psikologis yang
terdiri dari keyakinan diri (self-efficacy), optimisme, harapan, dan ketahanan akan
mengarahkan individu untuk memenuhi kebutuhan otonomi, kompetensi, dan
keterkaitan yang akan memunculkan komitmen pada karir kemudian karyawan
mengambil tugas yang menantang dan berusaha keras untuk berhasil (Singhal &
Rastogi, 2018: 461). Berdasarkan uraian di atas, maka teori penentuan nasib
sendiri mendasari munculnya variabel modal psikologis.

No comments:

Post a Comment