Thursday, March 30, 2023

Top-Down and Bottom-Up Theory

 


Teori Top-Down and Bottom-Up dikembangkan oleh Diener pada tahun
1984. Teori Top-Down menyatakan bahwa kesejahteraan subjektif yang dialami
seseorang tergantung pada bagaimana individu menanggapi suatu peristiwa yang
terjadi dalam hidup secara positif maupun negatif. Teori ini memandang bahwa
jika seseorang memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi akan merasa puas
dengan kondisi hidupnya. Kesejahteraan subjektif merupakan suatu cara
menyikapi peristiwa dengan mengelola emosi, sikap seseorang, dan penilaian
global terhadap kepuasan hidup (Diener et al., 1999: 277).
Teori Bottom-Up mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan subjektif yaitu kebahagiaan yang berasal dari pengalaman peristiwa
yang pernah dirasakan seseorang, baik pengalaman menyenangkan sehari-hari
yang terkait dengan pengaruh menyenangkan maupun pengalaman tidak
diinginkan yang memberikan dampak tidak menyenangkan (Diener et al., 1999:
278). Jika individu semakin banyak merasakan pengalaman menyenangkan, maka
akan meningkatkan kualitas kebahagiaan dan kepuasan individu yang
berpengaruh pada kesejahteraan subjektif. Teori ini menyebutkan bahwa faktor
yang berkontribusi terhadap kestabilan kesejahteraan subjektif tidak hanya dari
faktor lingkungan, tetapi juga dari faktor kepribadian (Diener et al., 1999: 280).
Berdasarkan uraian di atas, maka teori Top-Down and Bottom-Up mendasari
munculnya variabel kesejahteraan subjektif.

No comments:

Post a Comment