Sunday, April 21, 2024

Pengertian Keputusan Pembelian

 


Menurut Peter dan Olson (2013:163), “keputusan pembelian adalah
proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu
diantaranya”.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:485), “keputusan pembelian
adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih konsumen dalam
pembelian”.

Dimensi Brand Image

 


Menurut Keller dalam Randi (2016:3), brand image dapat diukur
menggunakan 3 (tiga) dimensi yaitu:
a. Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of Brand Asssociation)
Kekuatan asosiasi merek merupakan gambaran tentang bagaimana
informasi masuk dalam ingatan konsumen.
b. Keunggulan Asosiasi Merek (Favorability of Brand Asssociation)
Keunggulan asosiasi merek merupakan gambaran tentang bagaimana
atribut dan manfaat yang diberikan oleh perusahaan, yang dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga menciptakan
sikap yang positif terhadap merek produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
c. Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Asssociation)
Keunikan asosiasi merek adalah gambaran tentang keunikan atau ciri
khas yang dimiliki, sehingga sulit ditiru oleh para pesaing.

Manfaat Brand Image

 


Menurut Hasan (2013:215), manfaat brand image terbagi dua, yaitu:

  1. Manfaat bagi pelanggan
    Ada tiga alasan sekaligus manfaat penting bagi pelanggan dari sebuah
    merek yang memiliki citra positif:
    a. Sebuah merek yang kuat akan memudahkan konsumen untuk
    mengevaluasi, menimbang dan membuat keputusan membeli dari
    semua rincian nilai-nilai yang terkait dengan kinerja produk, harga,
    pengiriman, garansi dan lain-lain.
    b. Sebuah merek yang kuat membuat pelanggan merasa percaya diri
    dalam pilihan mereka, menyederhanakan pilihan sehari-hari (untuk
    kebutuhan dasar).
    c. Sebuah merek yang kuat membuat pelanggan merasa lebih puas
    dengan pembelian mereka, memberikan manfaat dan ikatan
    emosional (untuk produk perawatan pribadi).
  2. Manfaat bagi produsen atau perusahaan
    a. Harga premium, sebuah merek dengan citra positif akan
    menciptakan margin yang lebih besar dan walaupun ada tekanan
    untuk menjual dengan harga rendah atau menawarkan diskon, akan
    tetapi relatif tidak atau kurang rentan terhadap kekuatan kompetitif.
    b. Klaim produk, sebuah merek dengan citra yang kuat akan
    menciptakan orang-orang melakukan permintaan secara khusus,
    orang akan mencari merek yang mereka inginkan.
    c. Kompetitif partier, sebuah merek yang kuat mampu bertindak
    sebagai penghalang untuk beralih ke produk lain.
    d. Komunikasi pemasaran lebih diterima, perasaan positif tentang suatu
    merek akan mengakibatkan orang mampu menerima klaim baru
    terhadap kinerja produk dan mereka akan welcome, sehingga lebih
    mudah dibujuk untuk membeli lebih banyak.
    e. Pengembangan merek, sebuah merek yang terkenal menjadi platform
    untuk pengembangan/menambah produk baru kerena beberapa aspek
    dari citra positif yang berpengaruh dan membantu dalam peluncuran
    produk baru.
    f. Kepuasan pelanggan, sebuah citra positif akan memberikan tingkat
    kepuasan pelanggan ketika mereka menggunakan produk. Mereka
    akan merasa lebih yakin membelinya. Pelanggan tidak menemukan
    alasan untuk membeli merek lain atau dari pemasok lain.
    g. Jaringan distribusi, sebuah merek yang kuat lebih mudah dijual ke
    pedagang grosir dan distributor yang sangat responsif terhadap apa
    yang diinginkan oleh pelanggan mereka.
    h. Perizinan dan peluang, sebuah merek yang kuat dapat mendukung
    transaksi usaha patungan atau mengizinkan merek dilisensikan untuk
    digunakan dalam aplikasi baru atau di negara lain (terbuka bagi
    semua orang atau negara manapun).
    i. Nilai harga jual yang lebih tinggi, sebuah perusahaan dengan nama
    merek-goodwill yang baik akan mendapatkan premi yang lebih
    tinggi jika akan dijual.

Pengertian Brand Image

 


Menurut Kotler dan Amstrong dalam Firmansyah (2019:61), “citra
merek (brand image) adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai
merek tertentu”.
Menurut Aeker dan Biel dalam Firmansyah (2019:79), “citra merek
(brand image) adalah penilaian konsumen terhadap merek tersebut dalam
sebuah pasar”. Penciptaan tersebut dapat tercipta berdasarkan pegalaman
pribadi maupun mendengar reputasinya dari orang lain atau media.
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Firmansyah (2019:79), “citra
merek (brand image) adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek
yang tersimpan dalam benak atau ingatan konsumen”.

Pengertian Brand (merek)

 


Menurut Alma (2018:148), “merek adalah suatu tanda atau simbol yang
memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata,
gambar atau kombinasi keduanya”.
Menurut American Marketing Association dalam Alma (2018:149), a
brand is a name, term, sign, symbol or design or a combination of them,
intended to identify the goods or service of one seller or group of seller and
to differentiate them from those of competitors. Artinya merek adalah nama,
istilah, tanda, simbol atau desain atau kombinasi dari mereka, yang
dimaksudkan, untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau
kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari pesaing.

Dimensi Kualitas Produk

 


Menurut Mullins, dkk dalam Firmansyah (2019:15), dimensi kualitas
produk terdiri dari:
a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar
dari sebuah produk.
b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.
c. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu
sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi
spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukan cacat pada
produk.
d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen
terhadap produk.
e. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja
dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu. Semakin kecil
kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat
diandalkan.
f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk
bisa dilihat dari tampak, rasa, bau dan bentuk dari produk.
g. Perceived quality (kesan kualitas), merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan
informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi persepsi konsumen
terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi dan
negara asal.

Pengertian Kualitas Produk

 


Menurut Cannon, dkk dalam Valianti dan Damayanti (2016:7),
“kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan
atau keinginan pelanggan”.
Menurut Abdullah dan Tantri (2013:159), “kualitas produk adalah
kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya”.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan
kualitas produk adalah kemampuan produk dalam melaksanakan fungsinya
sesuai dengan yang diharapkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.